Analisis Keanekaragaman Vegetasi Di Hutan Lindung Resort Pemangkuan Hutan Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang
DOI:
https://doi.org/10.33474/j.sa.v6i1.18453Abstract
Forest damage has an effect on ecological functions, such as the root system of forest trees will be disturbed, forest floor covering plants cannot increase soil stability, so they are unable to reduce the speed of water flow which causes erosion and flooding. In general, the presence of vegetation in an area has a positive impact, but the effect varies depending on the structure and composition of the vegetation that grows in the area. This study aims to calculate and analyze the structure, composition and diversity of vegetation in the Selorejo RPH protected forest. This research was conducted from March 6 to July 20, 2022 using survey methods and quadratic transects. The results showed that the composition of vegetation in the protected forest of RPH Selorejo contained 4829 individuals from 64 species belonging to 26 families. At the tree level, the highest INP value was found in the Trembesi species (Samanea saman) with an INP of 169.92%. At the pole level, the highest INP value was found in the Kepuh species (Sterculia foetida) with an INP of 141.05%. At the sapling level, the highest INP value is found in the type of Arabica Coffee (Coffea arabica) with an INP of 70.40%. At the seedling level there are only 2 species, namely; Avocado (Persea americana) and Arabica Coffee (Coffea arabia) with an INP of 0.00% each and at the lower plant level The highest INP value was found in the Tekelan (Ageratina riparia Regel) species with an INP of 63.17%. The diversity index in the protected forest of Selorejo RPH for tree and seedling species was categorized as low diversity, while for saplings, poles and understorey species, it was categorized as moderate diversity.
Keywords: Forest Damage, Vegetation Analysis, Vegetation Diversity
ABSTRAK
Kerusakan hutan memberikan pengaruh terhadap fungsi ekologis, seperti sistem perakaran pada pohon hutan akan terganggu, tumbuhan penutup lantai hutan tidak dapat meningkatkan stabilitas tanah, sehingga tidak mampu mengurangi kecepatan aliran air yang menyebabkan erosi dan banjir. Secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan mengalisis struktur, komposisi dan keanekaragman vegetasi di hutan lindung RPH Selorejo. Penelitian ini dilaksanakan pada 6 Maret sampai 20 Juli 2022 dengan menggunakan metode survey dan transek kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan Komposisi Vegetasi di hutan lindung RPH Selorejo terdapat 4829 individu dari 64 spesies yang tergolong ke dalam 26 familia. Pada tingkat pohon Nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Trembesi (Samanea saman). Pada tingkat tiang nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Kepuh (Sterculia foetida) . Pada tingkat pancang Nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Kopi Arabika (Coffea arabica). Pada tingkat semai hanya terdapat 2 spesies yaitu ; Persea americana dan Coffea arabica. serta pada tingkat tumbuhan bawah Nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Tekelan (Ageratina riparia Regel). Indeks keanekaragaman di hutan lindung RPH Selorejo pada jenis pohon dan semai dikategorikan keanekaragaman rendah, sedangkan untuk jenis pancang, tiang dan tumbuhan bawah dikategorikan keanekaragaman sedang.
Kata kunci: Kerusakan Hutan, Analisis Vegetasi, Keanekaragaman Vegetasi
References
Utami, F.T. 2007. Pendugaan Erosi Pada Lahan Perhutani yang Digunakan Kemitraan dengan Petani di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kepanjen Malang. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Malang: Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
Dwi Prasetyo, H., & Hayati, A. (2020). Pengaruh Gangguan pada Zona Riparian Terhadap Jasa layanan Ekositem Hulu Sungai Brantas. Biotropika: Journal of Tropical Biology, 8(2), 125–134. https://doi.org/10.21776/ub.biotropika.2020.008.02.08
Nursal, S., & Sirait, I. N. 2014. Karakteristik Komposisi Dan Stratifikasi Vegetasi Strata Pohon Komunitas Riparian Di Kawasan Hutan Wisata Rimbo Tujuh Danau. Jurnal Biogenesis, 9(2), 40–46.
FikrohN., HayatiA. and ZayadiH. 2021. Studi Etnobotani Mangrove di Desa Daun Kecamatan Sangkapura dan Desa Sukaoneng Kecamatan Tambak Pulau Bawean Kabupaten Gresik. Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic), 6(2), pp. 26-31. Available at:
http://biosaintropis.unisma.ac.id/index.php/biosaintropis/article/view/293 (Accessed: 27August2022).
ZayadiH. and HayatiA. (2017) “Distribusi Spasial Pohon Peneduh Jalan Raya Lowokwaru Kota Malang dengan Aplikasi GIS”, Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience -Tropic), 3(1), pp. 46-52. Available at:http://biosaintropis.unisma.ac.id/index.php/biosaintropis/article/view/103 (Accessed: 29August2022).
Yuniawati. 2013. Pengaruh pemanenan kayu terhadap potensi karbon tumbuhan bawah dan serasah di lahan Gambut (Studi Kassus di Areal HTI Kayu Serat PT. RAPP Sektor Pelalawan). Propinsi Riau. Hutan Tropis. 1(1)2337–7771.
Fachrul, M. F, 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta
Lugo, A.E., Lowe C. 1995. Tropical Forests: Management and Ecology. Springer-Verlag, Berlin, Germany.
Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. Macmillan Publishing Co. New York.
Kusmana C. 1997. Metode Survey Vegetasi . Bogor: IPB Press.
Hidayat, M. 2017. Analisis Vegetasi Dan Keanekaragaman Tumbuhan Di Kawasan Manifestasi Geotermal Ie Suum Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Biotik. 5 (2); 114-124.
Gunawan, W., Basuni, S., Indrawan, A., Prasetyo, L. B., Soedjito, H. 2011. Analisis Komposisi Dan Struktur Vegetasi Terhadap Upaya Restorasi Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. JPSL. 1(2); 93-105.
Yuliantoro, D., & Frianto, D. 2019. Analisis Vegetasi Tumbuhan di Sekitar Mata Air Pada Dataran Tinggi dan Rendah Sebagai Upaya Konservasi Mata Air di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Dinamika Lingkungan Indonesia, 6(1), 1. https://doi.org/10.31258/dli.6.1.p.1-7
Fandeli, C. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Prinsip Dasar Dan Pemampanannya Dalam Pembangunan.Yogyakarta : Liberty.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT Bumi Aksara. Jakarta
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta : Kanisius.
Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Syafei, E.S. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Dachlan EN. 2011. Trembesi sebagai tumbuhan invasif. [terhubung berkala] endesdahlan.staff.ipb.ac.id/.../Trembesi-Dahulunya-Asing-Namun-Sekar. Diakses pada 26 Juli 2022
Staples GW, Elevitch CR. 2006. Invasive Samanea saman [terhubung berkala] www.traditionaltree.org. diakses pada 27 Juli 2022
Nuroniah, H. S dan A.S. Kosasih. 2010. Mengenal Jenis Trembesi (Samanea saman(Jacquin). Merrill) sebagai Pohon Peneduh. Jurnal Mitra Hutan Tanaman.5(1): 1—5.
Heyne, K.,1987,Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume II, Yayasan Sarana Wana Jaya : Diedarkan oleh Koperasi Karyawan, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.
Hiwot, H. 2011.Growth and Physiological Response of Two Coffea Arabica L. Population under Higha and Low Irradiance. Thesis . Addis Ababa University.
Chrystomo L. Y. et al. 2013. Antiproliferative activity of the Eupatorium riparium Leaves Wasbenzine extract : I vitro study on HeLa Cell line. BIOTA, 18(1): 21-26. 03-03-2021
Krebs, C.J. 1989. Experimental Analysis of Distribution and Abundanc. Third Edition. New York.
Wibowo, A. 2006. Gulma di Hutan Tanaman dan Upaya Pengendaliannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan.
Shanon, C. E. and Weaver, 1963, The Mathematical Theory of Communication, University of Illinois Press, Urbana.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.