Estimasi Karbon pada Tegakan Kopi di Lahan Agroforestri Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Authors

  • Riyan Riyadlun Najih Jurusan Biologi FMIPA Unisma
  • Luchman Hakim Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya
  • Hasan Zayadi Jurusan Biologi FMIPA Unisma

DOI:

https://doi.org/10.33474/j.sa.v3i2.8069

Abstract

The agroforestry system is a solution offered so that the forest area does not decrease due to forest destruction and the environment is able to perform its function, namely as a carbon storage. This study was aimed to determine the potential for carbon stored in coffee stands and abiotic factors in coffee stands on agroforestry land. Samples by purposive sampling stand samples of Coffeaarabica, Coffea canephora, and Coffea liberica as many as 20 trees with a total sample of 60 stands. the abiotic factor was measured at three representative points. Data obtained in the form of dbh (±1,3 m), type of coffee, plant age, wood dencity, abiotic factor data, biomass, and carbon. Data analysis included tree biomass data with the allometric formula Ketterings dry weight = 0.11 Ï D2.62 (2001) and  allometric formula Arifin dry weight = 0.281 D2.0635 (2001). Data analysis included carbon biomass = dry weight x 0.47. The results showed that the largest carbon storage was in Coffea liberica, then Coffea canephora and the smallest carbon storage was in Coffeaarabica. abotic factors in coffee agroforestry show soil moisture 18.3%, air humidity 60 - 75%, soil pH  7.3, soil temperature  21 ° C, air temperature 21 - 25 ° C, light intensity  877 lux, and altitude ranges from 906 - 934 m asl.

Keywords: allometric, coffee, agroforestry, abiotic factors, carbon

ABSTRAK

Sistem agroforestri merupakan solusi yang ditawarkan agar luas hutan tidak semakin berkurang akibat kerusakan hutan dan lingkungan mampu melakukan fungsinya yakni sebagai penyimpan karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi karbon tersimpan pada tegakan kopi dan faktor abiotik pada tegakan kopi di lahan agroforestri. Pemilihan sampel tegakan kopi secara purposive sampling, tiap sampel tegakan Coffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea liberica berjumlah 20 pohon dengan jumlah total sampel 60 tegakan. Faktor abiotik diukur pada tiga titik representatif. Data yang diperoleh berupa dbh (±1,3 m), spesies kopi, umur tanaman, berat jenis kayu,data faktor abiotik, biomassa, dan karbon. Analisis data perhitungan biomassa meliputi rumus allometrik Ketterings berat kering = 0,11 Ï D2,62  (2001) dan rumus allometrik Arifin berat kering = 0,281 D2,0635(2001). Analisis data biomassa karbon = berat kering x 0.47. Hasil penelitian menunjukkan simpanan karbon terbesar terdapat pada Coffea liberica, kemudian Coffea canephora dan simpanan karbon paling kecil pada Coffea arabica. faktor abotik di agroforestri kopi menunjukkan kelembaban tanah 18.3%, Kelembaban udara 60 - 75%, pH tanah 7,3, Suhu tanah 21°C, suhu udara 21 - 25°C, intensitas cahaya 877 lux dan ketinggian tempat berkisar 906 – 934 m dpl.

Kata kunci: allometrik, kopi, agroforestry, faktor abiotic, karbon


References

Monde, A. 2009. Degradasi stok karbon (C) akibat alih guna lahan hutan menjadi lahan kakao di Das Nopu, Sulawesi Tengah. Agroland: Jurnal Ilmu – ilmu Pertanian, 16(2).

IPCC. 2000. Land-use, land – use change and forestry. Special report of the intergovernmental panel onclimate change. Cambridge University Press, UK, p 375.

Hairiah, K., dan Rahayu, S. 2007. Pengukuran karbon tersimpan di berbagai macam penggunaan lahan. World Agroforestry Centre. Bogor, 77.

Hairiah, K., dan Rahayu, S. 2010. Mitigasi perubahan iklim agroforestri kopi untuk mempertahankan cadangan karbon lanskap. Prosiding Simposium Kopi.

Hakim, L., Siswanto, D., Rahardi, B., and Zayadi, H. 2019. Fostering coffee agroforestry for agrotourism development in degraded land in a buffer zone of a national park: A case study from Poncokusumo, Malang, Indonesia. EurAsian Journal of BioSciences, 13(2), 1613 - 1620.

Maulidi K.B.F., S., Laili, S.dan Zayadi, H. 2020. Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan Perkebunan Dan Pemetaannya Di Desa Sumberejo Poncokusumo Malang. J. Biosaintropis (BIOSCIENCE-TROPIC) 6(1): 66-71. URL:

http://biosaintropis.unisma.ac.id/index.php/biosaintropis/article/view/310/213

Ketterings, Q. M., Coe, R.,van Noordwijk, M., and Palm,C. A. 2001. Reducing uncertainty in the use of allometric biomass equations for predicting above-ground tree biomass in mixed secondary forests. Forest Ecology and management, 146(1-3), 199-209.

Arifin, J. 2001. Estimasi Penyimpanan C Pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan di Kecamatan Ngantang. Malang, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, 61pp.

SNI 7724 : 2011 Pengukuran dan Penghitungan cadangan karbon-pengukuran lapangan untuk penaksiran cadangan karbon hutan (ground based forest carbon accounting).

Manuri, S., Putra, C. A. S., dan Saputra, A. D. 2011. Tehnik pendugaan cadangan karbon hutan. Merang REDD Pilot Project, German International Cooperation – GIZ. Palembang.

Rahayu, S, Lusiana, B, van Noordwijk, M. 2007. Pendugaan Cadangan Karbon di Atas Permukaan Tanah pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. World Agroforestry Centre. Bogor.

Supriadi, H., dan Pranowo, D. 2016. Prospek pengembangan agroforestri berbasis kopi di Indonesia. Perspektif, 14(2), 135-150.

Yahmadi, M. 2007. Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya dan Pengolahan Kopi di Indonesia. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Jawa Timur.

Downloads

Published

01-01-2021

How to Cite

Najih, R. R., Hakim, L. and Zayadi, H. (2021) “Estimasi Karbon pada Tegakan Kopi di Lahan Agroforestri Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang”, Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature), 3(2). doi: 10.33474/j.sa.v3i2.8069.

Issue

Section

Artikel Sains (Makalah Sains)

Most read articles by the same author(s)

> >>