Pengaruh Herbal Temu Ireng (Curcuma aerugenosa) Dan Beras Ketan (Oryza sativa glutinosa) Sebagai Lulur Kulit Pada Wanita
DOI:
https://doi.org/10.33474/j.sa.v3i2.8449Abstract
Lulur is a traditional cosmetic preparation that has been prescribed from generation to generation to remove dead skin cells and dirt so that it can exchange air freely and make the skin brighter and whiter. Therefore this study aims to determine the results of temu ireng powder and glutinous rice powder from organoleptic test of women's skin. The research used the survey-quantitative descriptive method, ‘Temu Ireng’ variable and glutinous rice powder. The independent variables in this study were the amount of temu ireng powder and glutinous rice powder used in the ratio (14 g: 6 g), (10 g: 10 g), (8 g: 12 g). The dependent variable in this study is the finished result of the scrub which includes texture, color, stickiness of the aroma and after using the scrub and is followed by a sign test. From the results of descriptive analysis with the Sign Test X3 with comparison is the best proportion. Whereas in X1 the results of the Sign Test analysis showed that the X2 was 0.45 indicating that there was a change after use. Whereas in the X2 sample from the results of the Sign Test analysis, the X2 value was 2.45, this indicates that there were changes that occurred in the panelist's skin after use. And the sample X3 from the Sign Test analysis shows X2 of 4.05, this also indicates that there is a change.
Keywords:Skin Scrub, Temu Ireng Powder, Sticky Rice Powder.
ABSTRAKLulur adalah sediaan kosmetik tradisional yang diresepkan dari turun-temurun digunakan untuk mengangkat sel kulit mati,dan  kotoran sehingga pertukaran udara bebas serta membuat kulit menjadi lebih cerah dan putih.Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil powder temu ireng dan powder beras ketan dari uji organoleptik terhadap kulit wanita. Penelitian menggunakanmetode survey-deskriptif kuantitatif, variabel temu hitam dan powder beras ketan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah powder temu ireng dan powder beras ketan yang di gunakan dengan perbandingan (14 g : 6 g ), (10 g : 10 g), (8 g : 12 g ).Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil jadi dari lulur yang meliputi tekstur, warna, daya lekat aroma dan setelah penggunaan lulur dan di lanjutkan dengan uji sign test (uji tanda). Dari hasil analisis deskriptif dengan uji Sign Test X3 dengan perbandingan adalah proporsi terbaik. Sedangkan pada X1 dengan hasil analisa Sign Test menunjukkan X2nya sebesar 0,45menunjukan bahwa terdapat perubahan setelah pemakaian. Sedangkan pada sampel X2 dari hasil analisa Sign Test nilai X2 sebesar 2,45, hal ini menunjukan terdapat perubahan yang terjadi pada kulit panelis setelah pemakaian. Dan pada sampel X3 dari analisis Sign Test menunjukan X2 sebesar 4,05 hal ini juga menandakan bahwa terjadi pula perubahan.
Kata kunci: Lulur Kulit, Powder Temu Ireng, Powder Beras Ketan.
References
Amirudin, M. D. 2003. Ilmu Penyakit Kulit. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelami. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Hasanudin. Penerbit UNHAS. Makasar.
Banthley, V. 2006. Siasat Jitu Awet Muda. Esensi. Jakarta. Hal25.
Belitz H. D., Grosch, W. and Schieberle, P. 2008. Food Chemistry. 4 nd Revised and Extended Edition. Springer Verlag. Berlin. 1070 hlm
Darwati, 2003. Cantik Dengan Lulur Herbal. Transmedia. Jakarta.
Haerani, A., Chaerunisa, A.Y. dan Subarnas A .2018. Antioksidan Untuk Kulit: Review. Farmaka 18(2):135-151 URL: http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17789. DOI : https://doi.org/10.24198/jf.v16i2.17789
Hapsari, I. 2009. Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran. Universitas AtmaJaya Yogyakarta.
Jain D., Patel, N., Shelton, M., Basu, A., Roque, R., and Siede, W. 2010. Enchancement of cisplatin sensitivity by NSC109268 in budding yeast and human cancer cells is associated eith inhibition of S-phase progression. Cancer Chemother Pharmacol 66(5):945-952 DOI: 10.1007/s00280-010-1246-8
Kusanti, H., Prihatin, P.T. dan Wiana, W. 2008. Tata kecantikan Kulit Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta. Hal 59-67 dan 111-117.
Lai-Cheong, J. E. and McGrath, J.A. 2017. Structure and function of skin, hair and nails. Medicine,45(6):347-351.
Mescher AL. Junquera`s. 2010. Basic Histology Text & Atlas. McGraw Hill Medical. New York.
Osawa, T., Katsuzaki, Hagiwara, Shibamoto T. 1992. A novel Antioxidant Isolated From Young Green Barley Leaves. Journal of Agricultural and Food Chemestry. 40:1135- 1140.
Pramudhita, N. 2016. Uji Stabilitas Fisik Lulur Krim dari Ampas Kelapa (Cocos nucifera L.) dengan menggunakan Emulgator anionik dan nonionik. Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Retno Iswari Tranggono. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia. Pustaka Utama. Jakarta.
Wirakusumah, E.S. 2004. Bengkuang si Umbi Penyejuk, Gizi Dan Kesehatan. Akses Tanggal 27 September 2018. http://gizidankesehatan.blogspot.com/
Wirajayakusuma, H., 1998, Hidup Sehat Cara Hembing, Cetakan ke-1. Edisi ke-15, PT. Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta.
Saragih, D.F., Opod, H., dan Pali, C. 2016. Hubungan Tingkat Kepercayaan diri dan Jerawat ( Acne vulgaris) Pada Siswa-Siswi Kelas XII di SMAN 1 Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm) 4(1):1-8. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/12137
Saxena, M., Saxena, J., Singh, D. and Gupta, A., 2013. Phytochemistry of Medicinal Plans. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1(6). 168-182.
Sugiata. P,. Octaviana,. Wuktisari. T ,. Rahayu, D. U. C. 2018. Chemical constituent and antioxydant activity of methanol extract from Indonesian Curcuma aerugenosa roxb. Journal of pharmacy Recearch Vol. 12.
Suprapto, H. 2006. Pengaruh substitusi tapioka untuk tepung beras ketan terhadap perbaikan kualitas wingko. Jurnal Teknologi Pertanian. 2(1):19- 23.
Zeng, Y.W., Deng, M.C.,Lv, Z.C and Peng, Y.H. 2014. Evaluation Antoixidant Activities of Extracts from 19 Chinese Edible Flowers, SpringerPlus 3:315.